Skip to main content

MEA : Dua Sisi Mata Pisau Bagi Perekonomian Indonesia



SEPULUH negara ASEAN akan menjadi seperti satu desa besar yang dipersatukan dalam komunitas Asean Economic Community atau Masyarakat Ekonomi ASEAN tahun 2015 mendatang. Tidak ada lagi hambatan dalam perdagangan barang dan jasa. Aturan yang biasanya hanya berlaku di satu negara, dengan adanya kerja sama ini akan berbeda. Tentu, ibarat istilah yang sering terdengar, penerapan MEA pada 2015 nanti bagaikan dua mata pisau belati. Di satu sisi memberikan peluang besar dalam mengembangkan perdagangan. Namun di sisi lain, bisa berdampak buruk bagi perekonomian khususnya bagi pelaku usaha yang berskala kecil dan menengah.
Dalam satu kesempatan baru-baru ini, saat pertemuan Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI )di Batam, Staf Ahli Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Saut Situmorang, mengatakan, ada dua perspektif yang akan terlihat dari penerapan MEA 2015 ke depan. Kebetulan, saat pertemuan itu, APEKSI mengangkat tema “Upaya mengoptimalisasi manfaat dan antisipasi terhadap ancaman dalam rangka pemberlakuan masyarakat ekonomi Asean 2015” sangat relevan dengan era yang akan terwujud tahun 2015 itu.
Dalam pemaparannya, Saut mengatakan dua perspektif itu, yakni peluang dan tantangan. Setidaknya ada beberapa keuntungan bagi Indonesia dengan era AEC, pertama Indonesia dapat menjadi pasar potensial Asean. Karena AEC akan menempatkan Asia sebagai pasar terbesar nomor 3. Artinya, 40 persen penduduk Asia pun akan menjadi potensi yang besar untuk pertumbuhan ekonomi. “Indonesia memiliki jumlah penduduk usia produktif yang tinggi. Sehingga kita pasti mampu memiliki ekonomi yang produktif dan dinamis untuk memimpin AEC,” tutur Saut.
Kedua, Indonesia mampu mewujudkan diri sebagai negara pengekspor. Seperti diketahui, nilai ekspor Indonesia ke Negara asia saat ini hanya mencapai 18-19 persen, sedangkan untuk negara di luar asia mencapai 80-82 persen dari total ekspor yang ada. Sudah tentu, keberadaan AEC membuka peluang besar Indonesia untuk mengembangkan ekspor ke negara intra Asia. Pasar ekspor Indonesia untuk Negara Asia, dinilai masih besar. Dengan begitu bisa berimbang dengan ekspor ke Negara di luar Asia.
Untuk saat ini, Indonesia juga mengekspor produk ke luar negeri di luar Asean, seperti elektronik, otomotif, kakao, udang, kopi, alas kaki, karet dan biji karet, dan banyak lagi. Sedangkan untuk intra Asia ada minyak mentah, timah, kelapa sawit, karet, biji emas, kakao. Hanya, di samping peluang, MEA pun turut membuka adanya tantangan baru, bahkan ancaman untuk Indonesia. Karena pasar yang terbuka bebas, tentu akan menimbulkan persaingan di antara Negara Asean. Sehingga menurutnya perlu ada upaya-upaya untuk meminimalisir ancaman tersebut.
Diantaranya, kemampuan sumber daya manusia (SDM) di Indonesia. Diharapkan, tidak sampai terjadi tenaga kerja luar berdatangan ke Indonesia karena tenaga kerja Indonesia kurang memiliki skill. Selain itu, perlu juga penguasaan iptek yang akan meningkatkan daya saing Tentu, itu untuk tingkat nasional. Ketua Kamar Dagang dan Industri Tanjungpinang, Bobby Jayanto dalam kesempatan terpisah juga mengatakan hal senada. Khusus untuk Kepri, Bobby memiliki kekhawatiran, daya saing UKM (usaha kecil menengah) di daerah ini masih rendah. Tak hanya itu, beberapa daerah tujuan wisata juga belum siap menghadapi arus wisatawan nusantara dan mancanegara. Tentu, kondisi seperti itu akan menjadi
ancaman. Bobby menggambarkan, untuk produk UKM, tentu nanti yang akan bisa hidup dan bertahan hanya yang mampu
menghadapi pasar. Bagi yang mampu menghadapi pasar, era MEA nanti akan bisa menjadi batu loncatan untuk memasuki perekonomian global. Namun, sebaliknya, jika tidak siap, produk yang beredar dan menguasai Kepri, tak tertutup kemungkinan produk dari mancanegara.
“Kalau hasil UKM tidak baik, bisa saja produk hasil UMK awalnya produk unggulan tapi setelah diterapkan AEC maka produk tersebut tidak laku disebabkan banyak faktor,” begitu Bobby menggambarkan. Satu gambaran lagi disampaikan Bobby, Singapura dan Malaysia sudah sejak 10 tahun lalu mempersiapkan diri menghadapi pasar bebas. Bahkan, mereka sudah melaksanakannya. Begitu juga tenaga kerja. Tenaga kerja lokal harus siap bersaing dengan skil memadai menghadapi era bebas perdagangan barang, jasa dan investasi ini. Kesempatan untuk bekerja di negaranegara Asean memang lebih terbuka dengan penerapan MEA mendatang, tapi di sisi lain tenaga-tenaga kerja mancanegara akan siap masuk ke Kepri. Sebab, dalam era ini, tenaga kerja masuk ke sesama negara anggota sudah lebih leluasa.
Indonesia, termasuk Kepri, dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, diperkirakan akan menjadi salah satu tujuan negara yang diminati tenaga kerja asing. Banyak sektor pekerjaan nanti yang bisa dimasuki pekerja asing. Begitu juga sebaliknya, pekerja dari Indonesia juga bisa bersaing di luar negeri. Seperti jasa arsitektur, keperawatan, akuntansi, dan tenaga kesehatan. Tentu, semua harus bersiap. Membuat persiapan matang. Pelaku industri, khususnya industri kecil atau UKM harus meningkatkan daya saing. Begitu juga pekerja, harus mempersiapkan diri. Terlebih untuk Kepri sebagai daerah perbatasan, akan menjadi wilayah yang pertama mendapatkan dampak dari penerapan pasang bebas Asean ini. Tentu, Bobby juga mengatakan, peran pemerintah di sini sangat penting. Tidak hanya pemerintah daerah, tapi yang lebih berperan dalam persiapan menuju masyarakat ekonomi Asean ini juga pemerintah pusat.



References : http://disperindagkepri.org


Comments

Popular posts from this blog

Perbaikan Moral Pelajar

Memperbaiki Perilaku dan Moralitas Pelajar Indonesia Pasca Ujian Nasional Setiap bulan April-Mei di Indonesia terdapat sebuah agenda yang kecil   tetapi selalu diperbesar oleh berbagai kalangan, yakni Ujian Nasional atau yang lebih dikenal dengan UN. Mulai dari SD sampai SMA, ujian nasional ini seolah merisaukan mental murid-murid sekolah tingkat akhir di masing-masing jenjang pendidikan. Tapi UN ini bukan saja menjadi momok bagi mereka saja, tapi para guru pengajar, orang tua, hingga pada pemerintah khususnya pemerintah daerah sebagai ajang prestise terhadap kualitas pendidikan yang ada di daerahnya. Sebagian besar siswa cenderung menganggap UN   sebagai sebuah ujian dan cobaan yang sangat berat yang seakan menjadi salah satu momok yang sangat mengerikan dalam bidang pendidikan. Mereka menganggap bahwa masa depan dan hidup mereka akan lebih baik hanya dengan hasil UN yang mereka capai. Sehingga banyak dari mereka yang menghalalkan segala cara untuk memperoleh nilai yang...

Panduan dan Juknis OSN SMA 2016 Lengkap.

Yth. Bpk/ibu kepsek sma di bawah ini saya beritahukan jadwal OSN Tk SMA Tahun 2016: TINGKAT KAB/KOTA: 1. Selasa 16 Februari untuk mapel Matematika, Fisika dan Kimia 2. Rabu 17 Februari untuk mapel Biologi, Komputer dan Astronomi 3. Kamis 18 Februari untuk Ekonomi, Kebumian dan Geografi TINGKAT PROVINSI: 1. Selasa 22 Maret untuk mapel Mat ematika, Fisika dan Kimia 2. Rabu 23 Maret untuk mapel Biologi, Komputer dan Astronomi 3. Kamis 24 Maret untuk Ekonomi, Kebumian dan Geografi TINGKAT NASIONAL Dilaksanakan di Palembang pada tanggal 15-21 Mei 2016.   Terima kasih. Silahkan bagi yang perlu info dan panduan seputar OSN SMA 2016, bisa download pada link dibawah ini. Juknis OSN SMA 2016 Lengkap Sumber :  http://disdik.jakarta.go.id

Artikel : Indahnya Kemajemukan

Indahnya Pluralisme, Modal Integrasi Bangsa             Sejarah mencatat, bahwa sebagian besar negara di dunia memiliki latar belakang sebagai masyarakat yang majemuk atau plural, begitu pula dengan bangsa Indonesia. Istilah Masyarakat Indonesia Majemuk atau Plural pertama kali diperkenalkan oleh Furnivall dalam bukunya Netherlands A Study of Plural Economy (1967). Secara etimologi, kata “ plural ” berasal dari Bahasa Inggris yang berarti beragam. Kata inilah yang kemudian menjadi acuan akan lahirnya pluralisme, yaitu suatu paham atau pandangan hidup yang mengakui dan menerima adanya “keberagaman” dan “kemajemukan” dalam suatu kehidupan kelompok masyarakat. Kemajemukan yang dimaksud dapat dilihat dari segi agama, suku, ras, adat, dll. Penerimaan kemajemukan dalam paham pluralisme merupakan suatu yang mutlak dan tidak dapat ditawar lagi. Menerima kemajemukan berarti menerima adanya perbedaan. Menerima perbedaan bukan berarti m...