Democracy, Expatriate, and Self-Nationalism Kulirik jam tangan yang tertera di atas nightstand-ku. 7.00. Duh, calon pemimpin bangsa kok menolak bangun pagi? Ah, tiba-tiba teringat saja, kan, sama sindiran Kakakku. Seperti tidak terima saja kalau Adiknya sedang rehat dari rutinitas sekolah. Padahal, Kakak hari ini juga libur. Kan, hari ini.. Pemilu. Tahun ini aku berusia 17 tahun, tetapi aku tidak dapat menikmati sensasi coblos-menyoblos di bilik dan celup-mencelup kelingking tanda sudah memberikan pilihan terbaik bagi masa depan Indonesia. Siapa suruh lahir di bulan Desember? Aku mengangkat tubuhku dari kasur, tak mau lama-lama dibuai oleh lembutnya kasur spring bed yang tak tergantikan sejak sebelum aku lahir. Sambil berjalan menuju ke ruang tengah, aku melewati kamar Kakak yang pintunya masih digantung label ‘Fiona Tidur’. Iseng aku berseru dari luar. “Generasi calon pemimpin bangsa kok menolak bangun pagi?” seraya menyeringai penuh kemenangan. Pucuk dicinta ula...
6 Januari 1999 – Karena setiap jengkal langkah, memiliki berjuta kisah dan hikmah – 18 Ramadhan 1419