Indahnya Pluralisme, Modal Integrasi Bangsa Sejarah mencatat, bahwa sebagian besar negara di dunia memiliki latar belakang sebagai masyarakat yang majemuk atau plural, begitu pula dengan bangsa Indonesia. Istilah Masyarakat Indonesia Majemuk atau Plural pertama kali diperkenalkan oleh Furnivall dalam bukunya Netherlands A Study of Plural Economy (1967). Secara etimologi, kata “ plural ” berasal dari Bahasa Inggris yang berarti beragam. Kata inilah yang kemudian menjadi acuan akan lahirnya pluralisme, yaitu suatu paham atau pandangan hidup yang mengakui dan menerima adanya “keberagaman” dan “kemajemukan” dalam suatu kehidupan kelompok masyarakat. Kemajemukan yang dimaksud dapat dilihat dari segi agama, suku, ras, adat, dll. Penerimaan kemajemukan dalam paham pluralisme merupakan suatu yang mutlak dan tidak dapat ditawar lagi. Menerima kemajemukan berarti menerima adanya perbedaan. Menerima perbedaan bukan berarti m...
SEPULUH negara ASEAN akan menjadi seperti satu desa besar yang dipersatukan dalam komunitas Asean Economic Community atau Masyarakat Ekonomi ASEAN tahun 2015 mendatang. Tidak ada lagi hambatan dalam perdagangan barang dan jasa. Aturan yang biasanya hanya berlaku di satu negara, dengan adanya kerja sama ini akan berbeda. Tentu, ibarat istilah yang sering terdengar, penerapan MEA pada 2015 nanti bagaikan dua mata pisau belati. Di satu sisi memberikan peluang besar dalam mengembangkan perdagangan. Namun di sisi lain, bisa berdampak buruk bagi perekonomian khususnya bagi pelaku usaha yang berskala kecil dan menengah. Dalam satu kesempatan baru-baru ini, saat pertemuan Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI )di Batam, Staf Ahli Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Saut Situmorang, mengatakan, ada dua perspektif yang akan terlihat dari penerapan MEA 2015 ke depan. Kebetulan, saat pertemuan itu, APEKSI mengangkat tema “Upaya mengoptimalisasi manfaat dan antisipasi terhadap ...